Rasa sakit ketika anda buang air kecil atau sensasi seperti terbakar dalam bahasa medisnya disebut disuria. Pria yang mengalami disuria ini biasanya sakit pada bagian uretra distal selama void dan sembuh sesaat ketika ia selesai buang air kecil.
Pria yang mengalami peradangan pada uretra biasanya ia merasakan nyeri saat awal buang air kecil. Kondisi tersebut membuat rasa tidak nyaman pada saluran kemih. Ketika ia selesai buang air kecil dan merasakan nyeri di bagian suprapubik yang lebih parah, ini menunjukkan bahwa adanya pembengkakkan pada kandung kemih.
Ketika pria mengalami sakit saat buang air kecil
Sering sakit saat buang air kecil ini menjadi masalah umum yang sering dialami oleh pria terutama pria yang sudah berumur. Penyebab sakit saat buang air kecil ini diantaranya infeksi pada saluran kemih, batu ginjal dan masalah pada prostat.
Sakit saat buang air kecil dapat disebabkan oleh kondisi yang sama tapi sering buang air kecil tanpa rasa sakit juga bisa menjadi tanda kondisi tertentu, seperti diabetes atau kencing nanah.
Seorang pria mengalami adanya rasa sakit atau sensasi seperti terbakar ketika buang air kecil, kondisi tersebut harus segera melakukan pengecekan riwayat secara keseluruhan. Pemeriksaan yang dilakukan yaitu dengan pemeriksaan fisik dan urinalisis (baik dipstick urine dan mikroskopik spesimen urine).
Disuria yang dialami pada pria berumur terjadi biasanya karena statis urine sekunder akibat hiperplasia prostat jinak. Penyebab lain yang dapat memicu sakit saat buanga air kecil yaitu kalkulus ginjal, keganasan genitourinari, spondyloarthropathy dan pengobatan lainnya.
Penyebab pria mengalami disuria
Penyebab dari disuria (sakit saat buang air kecil) ini terjadi karena iritasi, pembengkakkan saluran kemih terutama uretra, kandung kemih dan prostat. Disuria juga terkadang dikaitkan dengan gejala lain seperti urgensi, frekuensi dan nokturia, tetapi penyebab utama disuria ialah infeksi saluran kemih.
Statis urine yang disebabkan karena obstruksi uretra menjadi penyebab predisposisi untuk infeksi saluran kemih. Penyebab paling umum untuk infeksi saluran kemih berulang yaitu prostatitis bakteri kronis.
Apa saja gejalanya?
Gejala disuria ini bergantung pada penyebabnya apa, bisa saja ada gejala lain selain sakit saat berkemih seperti:
- Infeksi pada saluran kemih dibagian bawah (sistitis)
1. Sering buang air kecil
2. Kehilangan kontrol kandung kemih
3. Nyeri di bawah bagian perut (dekat kandung kemih)
4. Urine berdarah dan juga berbau - Infeksi pada saluran kemih dibagian atas (pielonefritis)
1. Punggung bagian atas terasa nyeri
2. Demam disertai gemetar
3. Mual dan muntah
4. Sering buang air kecil
5. Air kencing terasa hangat - Uretritis (pada wanita)
1. Merah diarea bukaan uretra
2. Sering buang air kecil
3. Keputihan
4. Keluaran dari uretra - Vaginitis (pada wanita)
1. Gatal pada vagina
2. Keputihan disertai bau yang tidak sedap
3. Nyeri saat melakukan hubungan intim
Cara dokter mendiagnosis
Beberapa orang yang mengalami sakit saat buang air kecil sehingga membuatnya merasa tidak nyaman, kondisi tersebut biasanya akibat iritasi. Jika sakit itu berlangsung lama atau bahkan tambah parah, dokter akan menannyakan kebiasaan pribadi juga hubungan seksual anda.
Ketika anda mengalami sakit saat buang air kecil dan mempunyai riwayat hubungan seks bebas tanpa memakai kondom. Dokter akan melakukan pengecekkan untuk mengetahui adanya indikasi penyakit menular seksual seperti gonore, kutil kelamin, klamidia, trikomoniasis, sifilis dan HIV.
Saat melakukan pemeriksaan fisik dokter akan mengecek ginjal dan alat kelamin, rektal digital (pria dengan masalah prostat) anda, untuk wanita termasuk area panggul. Jika dari hasil pemeriksaan terindikasi adnya infeksi kandung kemih, maka selanjutnya untuk memastikan dilakukan pemeriksaan urine.
Pengobatan yang dapat dilakukan
- Sistitis dan pielonefritis
Gejala seperti ini pengobatannya biasanya menggunakan obat antibiotik dengan cara diminum. Untuk gejala pielonefritis parah disertai demam tinggi dan muntah, obat antibiotik diberikan ke pembuluh darah (intravena). - Uretritis
Obat antibiotik ini disesuaikan dengan infeksi yang menyebabkan uretritis. - Vaginitis
Bakteri vaginosis diobati dengan antibiotik, untuk infeksi ragi digunakan obat anti jamur. Seperti pil per oral atau sebagai krim (supositoria) yang dimasukkan ke dalam vagina.