KRI Nanggala (402), juga dikenal sebagai Nanggala II, merupakan kapal selam kedua dalam jenis kapal selam kelas Cakra. KRI Nanggala berada di bawah kendali Satuan Kapal Selam Komando Armada RI Kawasan Timur. Kapal ini merupakan kapal kedua yang menyandang nama Nanggala dalam jajaran TNI AL dan termasuk dalam armada pemukul TNI Angkatan Laut. Nama Nanggala berasal dari nama senjata milik Prabu Baladewa dalam cerita pewayangan.
KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu, 21 April 2021 saat melakukan latihan penembakan torpedo di Laut Bali.[6] Saat itu, kapal selam ini membawa 53 awak. KRI Nanggala kemudian dinyatakan tenggelam pada Sabtu, 24 April 2021 oleh TNI AL setelah ditemukannya puing-puing yang diduga berasal dari kapal selam tersebut
KRI Nanggala dipesan oleh pemerintah Republik Indonesia pada 2 April 1977. Pembuatan KRI Nanggala merupakan bagian dari pinjaman senilai 625 juta dolar Amerika Serikat dari Jerman kepada Indonesia. Sebesar 100 juta dolar AS dari pinjaman tersebut digunakan untuk membuat KRI Nanggala dan KRI Cakra.[11] Kapal ini didesain oleh Ingenieurkontor di kota Lübeck, dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, dan dijual oleh perusahaan Ferrostaal di Essen.[2] Pembuatan kapal dimulai pada bulan Maret 1978[12] dan diserahkan kepada pemerintah Indonesia pada tanggal 6 Juli 1981.[13] KRI Nanggala pertama kali ditunjukkan ke masyarakat umum saat hari ulang tahun TNI ke-36 pada 5 Oktober 1981[14] dan diresmikan penggunaannya oleh Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal TNI Mohammad Jusuf pada 21 Oktober 1981 di Dermaga Ujung Surabaya.[15]
KRI Nanggala pernah melakukan perbaikan di Howaldtswerke dan selesai pada 1989.[16] Sekitar dua dekade kemudian, kapal selam ini kembali menjalani perbaikan penuh dengan biaya US$63.7 juta selama dua tahun di Korea Selatan. Perbaikan tersebut dilakukan oleh Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) dan selesai pada Februari 2012.[17][18] Pada perbaikan ini, sebagian struktur atas kapal diganti dan sistem persenjataan, sonar, radar, kendali tempur, dan propulsi dimutakhirkan.[19] Setelah perbaikan, KRI Nanggala mampu menembakkan empat torpedo secara bersamaan menuju empat target yang berbeda dan meluncurkan misil antikapal seperti Exocet atau Harpoon. Selain itu, kedalaman selamnya bertambah menjadi 257 meter (843 ft) dan kelajuan maksimumnya dinaikkan dari 21,5 knot (39,8 km/h) menjadi 25 knot (46 km/h).[20] Sekitar lima tahun kemudian, KRI Nanggala dilengkapi dengan sistem echosounder KULAÇ buatan ASELSAN
https://tea.instructure.com/eportfolios/104530/Home/2020HD_____1080p
https://tea.instructure.com/eportfolios/104531/Home/_____1080p
https://csupalliativecare.instructure.com/eportfolios/40744/Home/________
https://csupalliativecare.instructure.com/eportfolios/40745/Home/______2021___4k
https://utahonline.instructure.com/eportfolios/605/Home/_____1080p____2021_
https://demon-slayer-kimetsu-krtv.tumblr.com/
https://kimetsu-no-yaiba-the-korean.tumblr.com/
https://demon-slayer-ufotable-korean.tumblr.com/
https://kimetsu-no-yaiba-ufotable-korean.tumblr.com/
https://demon-slayer-mugen-train-korean.tumblr.com/
https://sites.google.com/site/backtothewharf/kimetsuhuy769
https://sites.google.com/site/backtothewharf/demonslayer879hu
https://sites.google.com/site/backtothewharf/kimetsuyaiba8679y8